25 Des 2007

Semangat Baru

Semangat Baru

Dalam sebuah latihan fisik ( Mukhoyam ) yang keras, disebuah daerah di Afghanistan, berkumpullah para mujahidin dari berbagai belahan penjuru dunia, untuk berjihad melawan Uni Soviet. Aqidah baja, mental yang kuat serta phisik yang prima telah mereka siapkan. Seorang komandan Mujahidin memberikan petintahnya “ Larilah anda, mengelilingi lapangan ini, semaksimal mungkin. “.Serentak larilah para mujahidin, mengelilingi lapangan yang cukup luas tersebut. Puluhan putaran di lewati,sehingga masing masing peserta merasa tidak kuat dan istirahat. Tinggal seorang saja yang meneruskan larinya, sehingga menjadi perhatian banyak orang. Ketika para mujahidin yang lain, berpikiran bahwa dia akan menghentikan larinya setelah beberapa putaran ternyata orang tersebut terus lari dan lari, sehinngga menimbulkan perhatian banyak orang, betapa kuatnya fisik orang tersebut. Sampai suatu ketika dalam masih dalam kondisi mengelilingi lapangan Pingsanlah ia. Setelah siuman, sang komandan bertanya kepada orang tersebut, “kenapa anda melakukan demikian, kenapa anda tidak beristirahat setelah anda merasa capek ?” Jawab orang tersebut “ Anda memerintahkan, semaksimal mungkin . Inilah Semaksimal mungkin menurut saya”. Subhanallah. Dialah Abdullah azzam. Tokoh Mujahidin Afghanistan, asal Palestine yang menggentarkan musuh dan disegani kawan kawannya. Tidak mengherankan jika Abdurrosul Sayyaf, Burhanudin Robbadi, Gulbuddin Hikmatyar, Usamah Bin Ladin dan tokoh tokoh pejuang Afghanistan lainya berguru pada nya dalam urusan perang di Afghanistan. Tidak mengherankan juga jika Sayap Militer Hammas pernah menjadikan Abdullah Azzam sebagai nama dari sayap militer tersebut, sebelum akhirnya mengunakan nama Izzudin Al Qossam.

Mush’ab Bin Umair, seorang sahabat Muhajirin yang pada awalnya merupakan seorang pemuda yang rupawan dengan perfume mahal, rela meninggalkan ibunya yang kafir, bahkan ketika ibunya mogok makan agar dirinya kembali ke agama nenenk moyangnya dikatakanlah kepada ibunya dengan tegas “ wahai ibuku, sesungguhnya saya sangat sayang dengan ibu. Namun seandaninya ibu punya nyawa 100, dan lepas dari badan ibu satu persatu, sehinga habis tidaklah saya akan meninggalkan agama ini, jika ibu mengajak saya keluar dari agama ini, silakan ibu teruskan saja moghok makan tersebut.” Dikisahkan akhirnya, makan juga ibu tersebut. Marilah kita lihat betapa semangat Mus’ab Bin Umar dalam perang Uhud ketika 1000 orang tentara Muslim, menghadapi 3000 tentara kafir Quraiys bersenjatakan lengkap.Inilah dia Mus’ab Bin Umair, pembawa bendera islam dalam perang uhud. Ketika kemenangan yang hampir diraih, berbalik menjadi kekacauan karena pasukan panah yang tidak amanah, terjadilah pertempuran hebat antara Mus’ab bin Umar yang membawa bendera islam dengan Jagoan Qurais, dengan senjata lengkap. Dalam sebuah serangan putuslah tangan kanan Mus’ab Bin Umair, sehingga bendera dipegang ditangan kiri olehnya. Dengan tangan kirinya tersebut perlawanan dilanjutkan. Serangan barikutnya memutuskan tangan kirinya sehingga hampir hampir bendera jatuh ketanah, maka dijepitnyalah bendera tersebut dengan dua pangkal tangannya yang masih tersisa sampai akhirnya tusukan sangat keras menghantam dadanya sehingga jatuhlah Mus’ah diatas tanah menemui sang kholik dan bendera diambil alih oleh Ali Bin Abi Thalib.Ali Bin Abi Thalib menyambar bendera dengan cepat, karena ada kebiasaan dalam perang bahwa bendera yang telah jatuh ketanah, maka dianggap kalahlah pasukan tersebut.

Saudaraku Itulah contoh dalam kurun yang berbeda. Mus’ab adalah generasi pertama terbaik, sementara Abdullah Azzam adalah tokoh Mujahidin masa kini. Saudaraku, itulah semangat yang diawali dari Aqidah yang kuat, tauhid yang bersih. Mereka tidak loyo, bersemangat, sampai Akhir hayatnya. Jika kita mau menengok sedikit sejarah saja, niscaya akan kita dapati semua generasi terbaik agama ini mempunyai semangat yang begitu tinggi, tidak loyo, bermanfaat bagi orang lain dan pantang menyerah. Pantaslah jika ada ungkapan dari meeka “ Semua masalah adalah kecil, kecuali maksiat kepada Allah ” Bandingkan dengan sekarang, betapa orang banyak berbangga bermaksiat kepada Allah. Berbangga mengumbar Aurat. Berbangga dengan gaya hidup barat dsb.

Saudaraku, Tantangan semakin besar, Namun percayalah,Istiqomah dalam kebaikan adalah yang terbaik. Tidak seharusnya kita lemah. Jadikanlah semua jalan adalah jalan menuju keridhoan Allah. Bergabunglah dengan kafilah Dakwah. Karena sesungguhnya hidup ini begitu berarti.
Daromi Aks

Tidak ada komentar: