2 Feb 2008

Banjir Lagi nih...

Jakarta banjir lagi. Kota yang megah dengan gedung gedung tinggi dipinggir pinggir jalan, Mall mall, pusat perbelanjaan menjamur plus rumah rumah kumuh dibelakangnya bahkan disebagian sudut ibu kota terendam air. Thamrin, Istana Negera, Istana merdeka, Tanah Abang dan ratusan titik lainnya terendam banjir.Kesulitan menimpa begitu banyak orang, Dari yang di bandara sampai yang mau pulang kerja. Dari yang naik mobil pribadi, kendaraan umum bahkan sampai motor. Jakarta benar benar banjir besar diluar siklus 5 tahunan yang belum teratasi tersebut. Rekan rekan sekantor banyak yang pulang cepat karena rumahnya tergenang banjir.

Alhamdulillah daerah Kampung Melayu, Bukit Duri dsb dekat dengan saya tinggal justru kali ini bebas dari banjir. Aman. Kampung Pulo aman, Bidara China Aman, Bukit Duri aman.bantaran kali Ciliwung aman. Terang saja aman, karena ini bukan banjir kiriman dari bogor yang rutin membanjiri wilayah wilayah ini. Banjir kali ini murni karena Drainase dan sanitasi air yang buruk di Jakarta, bukan karena semata banjir kiriman dari daerah lain. Drainase yang buruk, menyebabkan ratusan titik di ibukota terendam air.Kalau mau cari alasan lain sih bisa saja seperti kata Gubernur Fauzi Bowo, karena masyarakat tidak teratur buang sampah dsb. Alasan ini memang mudah dilontarkan, namun tidak cukup memuaskan bagi orang yang berpikir kritis.

“ Kemane Ahlinyeee nih…? Katanya ahli kok lebih parah dari sebelumnyee… dsb. Kalimat klaim klaim sebagai ahlinya membenahi Jakarta masih sangat lekat melekat pada Gubernur Fauzi Bowo ketika mencalonkan diri sebagai Gubernur Jakarta. “ Serahkan kepada Ahlinya. Ingat jika urusan tidak diserahkan kepada ahlinya tunggulah kehancurannya”. Bahkan di tembok dekat rumah saya tertulis “ Urusan Jakarta serahkan kepada Ahlinya ( Al hadist ) – padahal mana ada hadist menyebut kota Jakarta J - . Klaim klaim tersebut mengatakan bahwa seolah Pak Fauzilah benar benar ahlinya.Pesaingnya bukan ahli. Harusnya jika terjadi begini parah banjirnya , malu juga kepada rakyatnya.Minta maafpun saya rasa tidak ada salahnya.

Permasalahan Jakarta yang besar ini terutama masalah banjir, rasanya sulit untuk diselesaikan dengan segera. Tidak Gubernur Fauzi Bowo, Tidak Adang Daradjatun atau yang lainya. Jikapun Adang – Dani kemarin terpilih pun belum tentu Banjir demikian tidak terjadi. Hanya permasalahannya klaim di berbagai tempat sebagai “ ahlinye “ ini yang perlu diingatkan kepada Gubernur Fauzi Bowo karena Strong point waktu kampanye disana dan selalu dijadikan sebagai jargon unggulan untuk mendulang suara.

Nah jika sudah merasa sebagai ahlinya mengurusi Jakarta namun tetap terjadi demikian, menurut saya untuk ke depan nya tidak usah lah mengkalim sebagai ahlinya membenahi kota ini. Pelajaran juga untuk calon pemimpin di daerah lain, jika sedang mengajukan diri Cari jargon yang lebih luwes dan bisa tercapai target. Jika pun mau tetap menggunakan kata ahli mungkin bisa ditambahi dengan kalimat agak luwes misalnya “ serahkan ke kami yang agak ahli dsb“. Memang kurang pantes ya, malah mungkin mengurangi jumlah pemilih , namun janji janji demikian memang sangat mungkin nanti akan ditagih oleh pemilihnya karena para pemilih memilih beliau karena jargon tersebut.

Jikapun boleh sedikit berpendapat alangkah baiknya Gubernur DKI mengurangi pembangunan Mal Mal dan berbagai gedung gedung tinggi yang menghilangkan berbagai resapan air. Burung burung di laut Ancol pun sudah pada pergi ke Pulau Seribu bahkan sebagian ada yang ke Pulau Christmast. Ini karena lahan mereka yang telah diambil manusia, juga Jakarta yang tambah hari kian panas. Tidak salah jika penghijauan digalakkan untuk menyegarkan kota Jakarta sekaligus menambah resapan air sehingga Jakarta menjadi lebih nyaman untuk para penduduknya. Amin.

-Nada -