2 Feb 2008

IKLAN


Rupanya iklan menjadi faktor yang sangat penting dalam menunjang kesuksesan sesuatu. Wajar jika perusahaan perusahaan besar mengobral puluhan bahkan ratusan juta untuk sebuah iklan.Tujuannya satu biar produknya laku dan keuntungan mengalir. Wajar jika suatu produk kendati secara kualitas kalah baik, dilakukan Blind test ( Consumer test dengan merk disembunyikan ) kalah, namun pangsa pasarnya tetap menjadi raja, semua karena pengaruh iklan. Brand image yang salah satunya karena keberhasilan iklan menjadi tujuan yang dilakukan dengan sungguh sungguh karena inilah salah satu indikator keberhasilan besar. Pembentukan opini. Pembentukan image. Sering sekali kita melihat masyarakat menggeneralisasikan, air minum kemasan dengan Aqua padahal beragam Merk bertaburan untuk hal ini. Mie instatnt diidentikkan dengan Indomie, Bahkan Pasta gigi digeneralisasikan dengan “ odol “ padahal merk odol justru tidak dijual lagi. Inilah kekuatan image.

Tidak berbeda dengan product pun kini umat islam telah diserang dengan berbagai iklan yang menjatuhkan. Kalimat yang begitu mulia dibuat image menakutkan.Jihad, diidentikan dengan teror. Memahami islam secara lengkap (syamil ) dikatakan fanatik. Berjengggot, bercelana ngatung diidentikkan wahabi dsb.Bahkan di Rusia kalimat Allah hu Akbar pernah diidentikkan bagi orang yang mau menembak dan masih ribuan jenis pembunuhan karakter lain yang ternyata sedikit banyak membawa keberhasilan.

Gampang sekali kita lihat saat ini , umat yang mengaku islam tapi mengatakan bahwa tidak ada satupun agama yang berhak mengklaim kebenaran. Banyak sekali kita lihat, orang yang beragama islam, bahkan dianggap ulama tapi takut terhadap syari’at islam. Mungkin maksudnya “islam ya islam, tapi mbok yao dicocok cocokkan dengan kondisi daerah ini, adapt istiadat ini, peraturan disini dsb”. Islam itu baik lho, adil, mengatur hubungan manusia dengan Khaliqnya, tapi untuk mengatur hubungan dengan manusia khan ada peraturan lain yang lebih up to date dsb. Jika demikian entah berapa prosen, Al Qur’an yang pada hakekatnya tidak dianggap. Jika demikian pencomotan Al Qur’an yang dipakai di masing masing daerah akan berbeda. Padahal keimanan tidak mengenal prosentase. Harus 100 % bahwa Qur’an itu Haq dan berlaku terus, disemua daerah pula.

Ghazwul fikr, Perang pemikiran lewat berbagai media, seminar, buku, TV, radio dsb ibarat iklan besar yang memperebutkan hati manusia. Dan umat dengan jumlah 1,5 Milyar adalah targetnya. Tidak salah jika kita tetap melihat teori Samuel Hangtington tentang benturan peradaban pasca perang dingin AS – US yang menempatkan islam sebagai lawan peradaban berikutnya. Dan jika sedikit saja kita jeli, akan kita dapati betapa iklan iklan tersebut sangat kuat dan besar, masuk ke rumah rumah bahkan kamar hampir setiap kita, tidak mengenal waktu dari Pagi, siang, sore sampai malam, melalui TV, Radio, Internet dsb.

Tidak heran juga jika sekarang Falsafah Ibnu Arabi, Fritjoh Schuon, Hegel dan entah siapa lagi bertaburan di dunia maya dan media. Tujuannya hanya satu “ PLURALISME agama, ‘ katanya “ menentang fundamentalisme. Sangat mirip Pluralisme ini dengan Prinsip Liberty, Egality, Fraternity ( kebebasan,Persamaan, Persaudaraan ) yang merupakan proyek besar Yahudi Zionis.Kelihatannya sangat indah,sejuk namun dibalik itu, inilah pendapat kacau yang menjungkir balikkan nilai nilai islam. Sedikit saja mari kita melihat jargon terkenal yang diusung oleh Nurholis Madjid “ Ibarat Roda, pusat roda adalah tuhan dan jari jarinya adalah jalan berbagai agama. Bisa diartikan satu Tuhan banyak Jalan.” Padahal sudah Qoth’i, sudah jelas bahwa agama selain islam tertolak. Yang mengatakan tuhan itu 3 menurut konsep islam tertolak. Yang mengatakan Tuhan dari Kapilawastu menurut konsep islam tertolak, yang mengatakan bahwa yang memberikan keselamatan / kesusahan dewa wisnu / syiwa akan tertolak bahkan yang tidak mengakui Rosulullaah Muhammad pun menurut konsep Islam pasti tertolak.Inilah konsep islam yang harus diyakini dengan tetap menghormati pemeluk agama lain karena menghormati bukan berarti membenarkan.

Iklan memang manjadikan kaum pluralisme yang sebenarnya berjumlah sedikit menjadi terlihat besar ( GR lagi ).Iklan memang menjadikan anak anak kelas ekonomi menengah kebawah yang kantongnya terbatas senang bergaya, nongkrong, merokok bahkan saking gayanya celananyapun mlorot ‘ medle medle tidak karuan. Iklan memang menjadikan manusi menjadi konsumtif.dan iklan memang bisa mempengaruhi pola pikir manusia dan image terhadap sesuatu. Iklan berbagai product kebutuhan masyarakat konsumtif mengepung seluruh sudut sudut di negeri ini termasuk daerah daerah kumuh tanpa peduli kemampuan financial yang ada. Demikian juga “iklan iklan” yang mempunyai maksud menjauhkan terutama generasi muda dari Qur’an bertebaran dimana mana.mailto:nada369@gmail.com

Jika kita sudah mengatahui demikian, alangkah baiknya jika kita selalu membentengi diri dengan ajaran agama yang benar, syamil, meyakini bahwa agama ini sebaik baik agama dengan tetap menghormamti agama lain seperti prinsip prinsip islam yang telah rosulullah ajarkan, dan dilain pihak menjadi bagian dari golongan yang mensyiarkan islam dan menjadi barisan dalam kafilah dakwah. Dakwah tidak akan pernah henti baik kita ikut atau tidak. Amar Ma’ruf nahyi munkar tidak akan pernah terhenti baik kita ikut atau tidak. Dimanapun kita berada, apapun posisi kita sudah seharusnya kita selalu berusaha dengan sungguh sungguh untuk ikut menegakkan agama ini.

Semoga Allah menggolongkan kita kedalam golongan orang orang yang tidak terlena oleh dunia dan semoga Allah Swt menjadikan kita orang yang istiqomah di jalan yang Haq. Istiqomah dalam membangun kembali mercusuar yang telah runtuh sejak 1924 yaitu tegaknya khilafah islamiyah. Amin.

Wassalamu’alaikum Wr Wb

- Nada -